“ why do I always look happy?”



Someone asked me “ why do I always look happy?” 
Then I tought deeply and answered : "I don’t know. But maybe because of some of the things and difficulties that I've been through the last few years."
Sometimes I get mad and disappointed with someone, forgive this people by my own , but I still do not want to see  or hear any news about  him/her. And and I kept  this on my own.  
Sometimes I have issue  with people whom much loved by many people, but no one knows.  
Sometimes I adore  someone that many people hate most, and  and I am  proudly telling it. 
So, the cycle seemed like I was in trouble, I tried to figure it out,  I make effort to forgive and Finally I am dealing  with my thing  by my own self. 
This cycle happens repeatedly.  
Until I thought, these all thing widened my perception. In every difficult moment, I always try to find something that's funny and can cheer me or people around me up. 
I live in between most people want and  most people dont want.  
But thats my life. I d g a f about what people think. I dont need to impress people that dont need my impression. I cared people that opened to be cared.  
I am a doctor, and  everyday I met different people with their health issue. My empaty was my routine daily expression.  
But you know, I care to all of my patient, but I am more caring to patient who feel very thankfull of my help. Its just my humanity side, we feel confident , happy, glad and blessed because of sincere thankfullness from others.
well, That's maybe some little reason why I always look happy.  

Sebuah Pintu


Pada suatu hari, ada seseorang dengan ruangannya yang memiliki sebuah pintu.
Di dalam ruangan itu, dia dan kesendirian itu adalah dunia yang sempurna.  
Pada awalnya, dia memang tidak pernah mengunci pintunya. Dia sering membiarkan pintunya terbuka.
Kemudian, orang lain sering masuk ruangannya, awalnya dengan permisi. Namun lama-lama langsung masuk, tanpa permisi tanpa kesungkanan.
 
Sekali, dua kali terjadi, dia memaklumi. 
Hingga kunjungan kesekian kali dan dia merasa terusik. 
Lalu dia sedikit menutup pintunya dengan sedikit terbuka. Seperti ada celah untuk sekedar mengintip. Kemudian orang lain, mulai masuk keruangannya, dengan permisi dan sedikit mengintip. Namun lama-lama tidak permisi dan tidak mengintip. 
Sekali, dua kali terjadi, dia memaklumi. 
Hingga kunjungan kesekian kali dan  dia merasa terusik.
Kemudian dia menutup pintunya, namun tidak menguncinya. Pada awalnya orang mengetuk, namun lama kelamaan orang langsung masuk, tanpa ketukan dan permisi lagi. 
Sekali, dua kali terjadi, dia memaklumi.  
Hingga kunjungan kesekian kali dan  dia merasa terusik.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Orang yang akan masuk pun jadi mengetuk-ketuk dan begitu dibuka, orang permisi dan langsung masuk.
Sekali, dua kali terjadi, dia memaklumi.  
Hingga kunjungan kesekian kali dan  dia merasa terusik.
Kemudian dia tetap menutup dan mengunci, namun kali ini setiap ada ketukan, dia berpura-pura tidak mendengar. Dia hanya membiarkan saja.  
Hingga lama-lama benar-benar tidak terdengar. 
Lama-lama hilanglah ketukan, Hilanglah orang yang berlalu lalang untuk masuk ke dalam ruangannya. 
Awalnya dia merasa kenyamanan akan keutuhan dunianya yang tidak terusik. Dia merasakan dunianya yang begitu sempurna sesuai harapannya. 
Namun sepi itu berlalu terlalu lama. 
Sekali, dua kali dia memikirkan apa yang hilang.  
Hingga renungan ke sekian,  dia merasa kesepian. 
Dia mulai berpikir bahwa orang-orang sudah tidak memperdulikan dia lagi. Dia merasa sedih, sendiri dan tidak diperdulikan.. 
Lalu dia keluar dari ruangannya, melihat sekitar dan mulai mencari pintu orang lain yang terbuka. Disaat melihat yang terbuka dia menghampiri dan mulai mengetuk. 
Hikmah dari cerita ini ? 
Oh ini hanyalah kisah seseorang dengan pintunya . 
Intinya, Setiap dari kita  pernah menjadi yang di dalam dan diluar pintu.