Biasa di mulut belum tentu biasa di hati. Mulut bisa saja berkata “Biasa saja” padahal hati terharu dan terpukau. “Biasa saja” tapi sangat merindu saat berpisah itu ada. “Biasa saja” tapi khawatir karena tidak ada kabar juga ada. “Biasa saja” tapi merasa kehilangan juga ada banget. Dan pada akhirnya ucapan “Biasa saja” akan tetap menjadi biasa saja sampai ada keberanian hati untuk berekspresi. Selama keberanian berekspresi itu belum dilakukan, Hati lebam dan patah berkepingpun akan tetap berucap “biasa saja”.
Ketidak ekspresian hati itu unik, karena bukan hanya diderita oleh orang orang dengan kepribadian tertutup, tapi semua kepribadian. Seorang extra ekstrovert yang mudah mengekspresikan perasaannya pun bisa berkata "biasa saja" untuk kekaguman terpendamnya. Dua orang yang paling dekat pun bisa berkata "biasa saja" untuk perasaan yang sama sama tersadari.Lalu kenapa dan dimana letak permasalahannya? Pertama MUNGKIN karena kurang keberanian, tapi itu baru sebatas mungkin, sebab banyak orang yang sebenarnya berani, tetapi memilih untuk tetap memendam. Kedua MUNGKIN takut tak terbalas, tapi itu baru sebatas mungkin, karena banyak orang yang sebenarnya bisa terbalas, tapi memilih untuk tetap diam. Ketiga mungkin terlalu menikmati perasaan terpendamnya, sebab justru dalam keadaan "biasa saja" dia bisa mengeksplor perhatian dengan tanpa berlebihan dan mungkin dia memperkirakan kalaupun perasaan itu terungkap, dia akan keluar dari zona nyaman nya memberi perhatian seperti sekarang.Saya tidak akan membahas mana yang lebih baik antara memendam atau mengungkapkan. Karena keduanya memiliki alasan dan konsekuensi masing masing untuk dipilih. Pokoknya apapun pilihan nya, jangan sampai menyesal pada akhirnya.
Disaat sebuah gambar tidak bisa menggambarkan, sebuah tulisan dapat mendeskripsikan nya. Disaat cerita hidup semakin complicated, Alurnyapun seperti gelombang di EKG, ada saatnya memuncak seperti R, ada saatnya dibawah seperti S, atau biasa saja seperti gelombang P. Tapi itulah bukti bahwa kita masih hidup. Karena saat alur hidup mendatar, maka itu teranalogi seperti asistole .
Ketidak Ekspresian Hati
Labels:
Heart,
Love - Romantic Article
Location:
Malang, Malang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment