Menjadi single itu tak selamanya menunggu pangeran charming kaya raya yang sempurna yang akan membawakan bunga, melamarnya dan menjadikannya ratu sejagad. Karena kalau seperti itu caranya, sampai onta makan kaktus pun mereka bakalan tetap berkutat dengan status single. Mereka hanya mencari orang yang nyaman. Nyaman untuk ajakan pembicaraan dari pembahasan hal paling sederhana sampai pembahasan spesifik tentang kesukaan , passion ataupun bidang keahlian mereka. Mereka memiliki kriteria, bukan kriteria yang tinggi yang muluk muluk. Biasanya kriteria nya disesuaikan dengan keadaan diri mereka. Bukan yang sederajat, karena mereka sadar mereka bukan lah orang yang derajatnya patut dibanggakan. Kriteria nya yang dia perhitungkan dan perkirakan bisa mendampingi keadaannya sekarang dan menerima nya seada ada nya dia. Dan tak jarang pula Tuhan memberikan dia seseorang yang jauh diluar kriterianya. Tapi baginya itu tetap tidak apa apa, karena yang terbaik dari Tuhan lah yang terbaik nya yang terbaik.
Menjadi single itu tak selamanya tak laku. Kalau diperumpamakan sebuah transaksi, banyak yang menawar mereka. Dan sebagai penjual, mereka tidak langsung memberikan nya. Bahkan ada yang menawar dengan harga tinggi, tapi mereka menolak. Bukan, mereka bukan jual mahal. Tapi mereka memastikan yang mendapatkan hati mereka adalah orang tepat yang bisa merawatnya dan dipastikan tidak menyakitinya.
Menjadi single itu tak selamanya available. Bisa juga unavailable karena yang hatinya sudah taken. Iya taken oleh prioritas membahagiakan orangtua, taken oleh passion nya, taken oleh mengejar cita dulu. Lalu apakah mereka terlalu nerd , freak atau terlalu idealis? Salah, mereka bukan seperti itu, mereka hanya tahu saat yang tepat untuk hatinya telah siap untuk terisi oleh orang yang tepat dan tahu semuanya sudah ada Pengaturnya yang Maha Tepat yang tidak mungkin salah mengatur. Mereka tahu semua ada jalan dan doanya. Dan saat semua teramini, dua orang yang saling mencari akan bertemu pada masanya. Lalu kapan masanya? Kalo semua orang tahu waktunya, mungkin hanya beberapa yang masih memanjatkan doa.
No comments:
Post a Comment