Semakin Dewasa


Semakin dewasa , semakin ingin menjadi anak anak
permasalahan hidup hanya sebagai lelucon orang dewasa
tak menyukai seseorang tinggal tak usah berteman dengannya
ada yang menyakiti tinggal mengadu ke orangtua
menginginkan mainan tinggal merengeh ke ayah ibu
berantem dengan kakak hanya tinggal meminta pembelaan dari ibu
bersaing ke up to date an hanya sebatas alat alat sekolah
bertemu dengan orangtua hanya tinggal menunggu jam pulang sekolah
dan sekarang
semakin seseorang berumur semakin kompleks permasalahannya
masalah target target kecil hidup yang terkadang tak semuanya tercapai
tidak menyukai seseorang tak selamanya harus diungkapkan
ada yang menyakiti terkadang harus ditahan dan harus pandai terlihat baik baik saja
setiap pilihan yang dipilih harus dipikir matang matang
setelah menetapkan sebuah pilihan pun terkadang tak yakin dan berakhir dengan penyesalan
sebuah mesin waktu yang fiktif terkadang menjadi harapan untuk meng undo kesalahan
pikiran tentang kegagalan dalam mencapai tujuan hiduppun  terkadang menghantui
"Bagaimana kalau pada akhirnya tidak seindah itu?" adalah pemikiran yang kadang membuat jalan menjadi ragu
 "Bagaimana kalau orang-orang yang tulus menyayangiku ini meninggalkan aku?" adalah pertanyaan yang sering membuat beberapa orang terbangun dan menangis di tengah malam 

Tapi ada hal yang hanya bisa dirasakan ketika dewasa dan tidak bisa ketika masa anak-anak
"Betapa lezatnya masakan ibu dibanding rumah makan terekomendasi manapun , betapa bekerja kerasnya seorang ayah, dan betapa menyenangkan bertengkar memperebutkan hal hal sederhana dengan kakak-kakak"
karena saat beranjak dewasalah kita menyadari "How fun and precious moments this is. "
Time flies, everything has changed and I miss u all so much.

No comments:

Post a Comment