In The Zone

In The Zone, pasti kita ingat dengan salah satu postingan raisa yang menunjukkan dia bernyanyi dengan nyamannnya, sambil menutup mata dan kemudian dia mengupload foto itu ke instagram dan diberi caption "In the Zone".
Bagi yang tidak tahu postingan yang saya maksud, ini saya kasih pic nya. 



Saat dulu pertama kali melihat postingan ini, sesaat membuat saya terpikir dalam. "How comfortable this is" "How Lucky Raisa is" " Andai saya seperti Raisa" dan Sudah Pasti kalau sebagian besar orang pernah membayangkan dan menginginkan . Menginginkan berada di zona nyamannya sendiri yang dapat mengembangkan bakatnya dan syukur dapat menghasilkan Rupiah dalam kenyamanannya. 
Iya, iya memang benar bahwa setiap orang tidak seperti dan seberuntung Raisa. Tapi apa yang di posting Raisa ini bisa menginspirasi kita bahwa seharusnya  kita bisa membuat lingkungan yang dominan kita tempati bisa menjadi lingkungan yang terasa comfort zone bagi kita.
Sering kita mendapatkan anjuran agar kita keluar dari zona nyaman kita agar kita berkembang.  Tapi nyatanya kita justru merasa tidak nyaman diluar zona itu. Membuat merasa tidak bisa berekspresi dan terbatas. Ya intinya tidak nyaman lah ya. 
Seperti layaknya kultur sel atau bakteri diluar medium nyamannya, bisakah dia tumbuh dengan baik?
Tidak semua fase berkembang  harus keluar dari zonanya, mungkin ada fasenya dia tetap berada dalam kenyamanan. Tapi membuat zona nya dalam setiap lingkungannya. Agar dia bisa berkembang dengan baik dan benar. 
Setiap orang memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri
Tapi hal itu tidaklah mudah.
Karena harus membuat diri ini respectable lah yang bisa bebas menjadi diri sendiri.
Itulah kenapa sebagian besar orang memasukkan uang dan kedudukan dalam tujuan besar hidupnya. Kenapa?
Karena saat berlimpah dikedudukan tertinggilah orang lain akan menghormati apapun bentuknya
Apapun dirinya
Apapun kesukaanya
Apapun yang membuatnya tertawa
Malah orang lain akan mencarikan hal hal itu untuk yang merasa dihormatinya
Tidak, tidak salah. Realistis saja. 
Tapi untuk sementara buat kita yang sedang meraba raba seakan mebaca huruf braile sesambi membayangkan akan jadi seperti apa masa depan kita dan tentu saja bukan terlahir sebagai princess ataupun prince.
menjadi respectable tak harus menjadi terkaya atau tertinggi kedudukannya.
Menjadikan diri menjadi pribadi yang baik dan ringan menolong pun bisa begitu mengesankan.
Memberikan pertolongan terhadap hal hal kecil.
Mengiyakan dan menyambut dengan senang  jika ada menawarkan bantuan.
Tidak menolak tawaran makanan seringan apapun untuk melegakan yang memberi.
Mendengarkan ceritanya dengan memandang langsung.
Sekedar sengaja meluangkan waktu hanya untuk mendengar.
Mematikan gadget sementara untuk menyambut senyum yang baru terlempar ke wajah kita.
Berusaha menyortir perkataan kita yang akan kita keluarkan, akan menyakiti hati orang atau tidak.
Membuat diri terlihat bodoh hanya untuk sekedar membuat orang lain tawa.
Dengan sengaja meluangkan waktu pagi untuk membuat dan membawakan bekal untuk teman kita.
Sekedar me landscape kan sajadah kita saat solat jika sebelah kita kita tidak membawa sajadah.
Hal hal kecil diatas pernah saya dapatkan dari orang-orang disekitar  saya, dan selalu membuat saya terkesan.
Dan hal kecil mengesankan itu mungkin bisa membuat oranglain terkesan juga jika kita lakukan ke orang lain.
Karena kebaikan itu mudah menular jika diberikan pada reseptor yang tepat.
Dan banyak hal hal kecil lain yang bisa kita lakukan.
Yang bisa membuat medium menjadi begitu nyaman dan respect kepada kita hingga menjadikannya zona nyaman yang baru, dan bisa membuat kita berkembang menjadi orang yang lebih baik

Selamat menciptakan zona nyaman !

4 comments: