Inspirating – Coretan Sekilas Tentang Galau

“Galau”. Sebuah kata yang terdiri dari lima huruf yang sangat menggambarkan sebuah mood perasan yang gundah gulana , resah dan diikuti dengan rasa nyesek. Sebuah kata yang hanya dimiliki bahasa Indonesia, karena kalau ditranslate ke dalam bahasa Inggris menjadi vocab “confuse” yang berarti bingung. Padahal “Galau” adalah bingung yang lebih, iya bingung yang lebih komplek dan menjiwai #wenaak . Sebuah rasa di luar kuasa panca indra yang entah darimana datangnya dan umumnya bisa dirasakan oleh seorang individu. Jarang ditemukan pada sebuah komunitas atau kelompok. Jarang bukan berarti tidak ada kolega. 

Bisa dibilang “Galau” adalah negasi Alay.
Alay lebih bersifat fisik, ramai, terbawa arus komunitas dan cenderung terjadi pada suatu kelompok. Sedangkan “Galau” lebih bersifat psikis, menyepi, dan hanya dirasakan seorang individu. Meski saling bernegasi,  tak jarang kita melihat keduanya berjalan beriringan. Berjalan beriringan sebagai penanda bahwa jiwa tersebut masih labil. #halah 

Mungkin untuk kita yang sedang tidak “Galau” mudah sekali mengatakan orang-yang-sedang-“Galau” “Ciyee “Galau” , ““Galau” banget sih kamu!” , “Ngapain coba kamu “Galau”, ga penting banget. Wasting time banget deh”.  Tapi berbeda dengan yang lagi dialami Orang-Yang-Sedang-”Galau”, karena sedang “Galau” itu rasanya itu sepertii, yasudahlah, sudah lupa rasanya, pokoknya tidak enak dan tidak mau lagi. Kalau dibuat  berpikir rasanya otak ingin beristirahat dulu karena lelah secara mental dan psikis (hanya rasanya saja lho ya). Rasanya menyendiri itu memperparah kegalauan tapi keadaan menyendiri itu lebih baik. Banyak orang yang perduli dengan kita, tapi rasanya seperti tidak ada yang perduli dan tidak ada yang paham dengan keadaan kita. Rasanya bersandar dipojokan kamar dengan tatapan kosong adalah aktivitas yang paling nyaman (Astaghfirullahaladzim pokoke ).  Buat bernafas nyesek, apalagi nggak bernafas, tambah nyesek. Mungkin deskripsi saya agak berlebihan, karena itu pengalaman beberapa masa yang lalu yang bisa terkontaminasi kata lupa. Tapi pokoknya “Galau” itu tidak enak dan tidak mau lagi. Aha!:D

Epidemiolologi atau angka kejadian “Galau” lebih sering terjadi pada remaja – dewasa muda. Dilihat dari jenis kelaminnya tidak dapat diketahui siapa yang lebih dominan, karena ini menyangkut apa yang ada didalam atau psikis. Tapi yang sering mengekspresikan ke”Galau”an adalah wanita. Kembali ke teori klasik “Wanita itu dominan perasaan , dan Laki-laki itu dominan Logika”. And It is so damnRight!!. Bisa saja laki-laki di dalam ke stay cool-annya tertimbun dan tersimpan perasaan “Galau” membadai, tapi karena pada dasarnya laki-laki adalah peLogika dan pandai mengalihkan dengan hal lain, tak terlihatlah dia sedang “Galau”. “Galau” juga tak mengenal status relationship. Single atau jomblo bisa “Galau” dan berpacaran itu pun juga bisa “Galau”.  

Etiologi atau penyebab “Galau” itu bisa karena “Apa”, “Siapa” dan Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Etiologi “Apa” bisa karena tugas , pekerjaan, ujian (SEBELUM, SAAT DAN SESUDAH UJIAN), nilai hasil ujian,  uang saku habis *ups dan sebagainya. Etiologi “Siapa” bisa karena teman, orang tua , seseorang, somebody, someone, seseorang, somebody, someone dan sejenisnya #typo #Retype #sengojo . Tapi ada juga yag tidak diketahui penyebabnya atau Galau Idiopatik. Tidak ada masalah dengan “Apa” dan “Siapa” tiba-tiba “Galau” dengan sendirinya. #BakatGalauKongenital #kasihan #pukpukpuk 

Untuk patofisiologi atau mekanismenya juga masih di”Galau”kan. Mungkin seperti ini, Ada masalah “apa”,menyendiri, mikir, terus galaaaaau. Ada masalah dengan “siapa”, menyendiri, mikir, terus galaaaaau. Tidak ada masalah dengan apa dan siapa, menyendiri, mikir, terus galaaaauuu. Pokoknya selama kita masih bisa mikir, inshaallah masih bisa terkena “galau”. Huallahualam. #TanyakanPadaRumputTetanggaYangLebihHijauYangSedangBergoyang 

Nah cukup sudah ulasan sekilas tentang  “Galau” mulai dari artinya, rasa nya, epidemiologi, etiologi sampai patofisiologi terjadi “Galau”.  Well, Ini hanya pemikiranku tentang deskripsi galau. Jika pemikiran kita berbeda, itu wajar banget. Jika pemikiran kita sama, bukan berarti kita berjodoh yaa. Ingaaat! Ahahha #bercanda 

Untuk Postingan selanjutnya akan dibahas tentang penatalaksanaannya dan tips-tips untuk mencegah maupun mengobati “Galau”. Wait dan read yaa. :) 

Terimakasih sangeet :)

No comments:

Post a Comment